Sunday, 7 March 2010

Health Info: Penyakit Jantung Dan Stroke Serta Pencegahannya

Pagi Sobat, Aku nemu artikel bagus nih. Buat yang takut ama penyakit jantung jangan lupa di baca yah :)

Penyakit jantung dan stroke merupakan sosok penyakit yang sangat menakutkan. Bahkan sekarang ini di Indonesia penyakit jantung menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian.

Penyakit jantung dan stroke sering dianggap sebagai penyakit monopoli orang tua. Dulu memang penyakit-penyakit tersebut diderita oleh orang tua terutama yang berusia 60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Namun sekarang ini ada kecenderungan juga diderita oleh pasien di bawah usia 40 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.

Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh, negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut dapat merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung dan stroke.



Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung & Stroke

Ada berbagai macam penyakit jantung, namun penyakit jantung yang umumnya ditakuti adalah jantung koroner karena menyerang pada usia produktif dan dapat menyebabkan serangan jantung hingga kematian mendadak. Penyebab penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner.
Penyempitan dan penyumbatan pembuluh arteri koroner disebabkan oleh penumpukan dari zat-zat lemak (kolesterol, trigliserida) yang makin lama makin banyak dan menumpuk di bawah lapisan terdalam (endotelium) dari dinding pembuluh nadi. Hal ini mengurangi atau menghentikan aliran darah ke otot jantung sehingga mengganggu kerja jantung sebagai pemompa darah. Efek dominan dari jantung koroner adalah kehilangan oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang. Pembentukan plak lemak dalam arteri akan mempengaruhi pembentukan bekuan darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung.

Ada empat faktor utama penyebab penyakit jantung, yaitu :

1. merokok terlalu berlebihan selama bertahun-tahun
2. kadar lemak darah (kolesterol) yang tinggi
3. tekanan darah tinggi
4. penyakit kencing manis

Seperti halnya penyakit jantung, stroke juga erat kaitannya dengan gangguan pembuluh darah. Stroke terjadi karena ada gangguan aliran darah ke bagian otak. Bila ada daerah otak yang kekurangan suplai darah secara tiba-tiba dan penderitanya mengalami gangguan persarafan sesuai daerah otak yang terkena. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah (hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis), gangguan bicara, gangguan rasa (sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan atau tungkai.

Faktor-faktor risiko untuk terjadinya stroke mempunyai kesamaan dengan faktor risiko penyakit jantung, yaitu :

• Merokok
• Hipertensi
• Kadar lemak darah tinggi
• Diabetes mellitus
• Gangguan pembuluh darah/jantung
• Tingginya jumlah sel darah merah
• Kegemukan (obesitas)
• Kurang aktifitas fisik/olah raga
• Minuman alcohol
• Penyalahgunaan obat (Narkoba)

Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke dengan Pola Hidup Sehat

Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit jantung dan stroke dimulai dengan memperbaiki gaya hidup dan mengendalikan faktor risiko sehingga mengurangi peluang terkena penyakit tersebut.

Untuk pencegahan penyakit jantung & stroke hindari obesitas/kegemukan dan kolesterol tinggi. Mulailah dengan mengkonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, padi-padian, makanan berserat lainnya dan ikan. Kurangi daging, makanan kecil (cemilan), dan makanan yang berkalori tinggi dan banyak mengandung lemak jenuh lainnya. Makanan yang banyak mengandung kolesterol tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit jantung dan stroke.

Berhenti merokok merupakan target yang harus dicapai, juga hindari asap rokok dari lingkungan. Merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri, dan meningkatkan faktor pembekuan darah yang memicu penyakit jantung dan stroke. Perokok mempunyai peluang terkena stroke dan jantung koroner sekitar dua kali lipat lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok.

Kurangi minum alkohol. Makin banyak konsumsi alkohol maka kemungkinan stroke terutama jenis hemoragik makin tinggi. Alkohol dapat menaikan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah dan menyebabkan kejang arteri.

Lakukan Olahraga/aktivitas fisik. Olahraga dapat membantu mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah yang merupakan faktor risiko lain terkena jantung dan stroke

Kendalikan tekanan darah tinggi dan kadar gula darah. Hipertensi merupakan faktor utama terkena stroke dan juga penyakit jantung koroner. Diabetes juga meningkatkan risiko stroke 1,5-4 kali lipat, terutama apabila gula darahnya tidak terkendali.

Hindari penggunaan obat-obat terlarang seperti heroin, kokain, amfetamin, karena obat-obatan narkoba tersebut dapat meningkatkan risiko stroke 7 kali lipat dibanding dengan yang bukan pengguna narkoba.

Mencegah Penyakit Jantung dan Stroke dengan Tumbuhan Obat

Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit jantung dan stroke mempunyai efek melancarkan sirkulasi darah dan sebagai antikoagulan yaitu mencegah penggumpalan darah, karena penyakit jantung dan stroke penyebab utamanya adalah gangguan pada pembuluh darah.

Beberapa jenis tumbuhan Obat dan bahan alami yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengatasi Penyakit Jantung dan Stroke antara lain :

1. DAUN DEWA (Gynura segetum)
Efek farmakologis : sebagai anticoagulant, mencairkan bekuan darah, melancarkan sirkulasi darah dan membersihkan racun.

Bagian yang dipakai adalah daun dan umbinya. Dosis yang dianjurkan yaitu 15-30 gram daun segar dan 6-10 gram umbinya.

2. MENGKUDU (Morinda citrifolia)
Khasiat ; menurunkan tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol dan kadar gula darah tinggi. Khasiat tersebut dapat mencegah risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Dosis : 2-3 buah yang matang.

3. BAWANG PUTIH (Allium sativum)
Efek : melancarkan sirkulasi darah, antikoagulan (mencegah pembekuan darah), menurunkan kolesterol darah, menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah tinggi dan menambah sistem kekebalan.

4. BAWANG BOMBAY (Allium cepa)
Berkhasiat mencegah pengumpalan darah, menurunkan kadar lemak darah, menurunkan kadar gula darah dan menurunkan tekanan darah.

5. JAMUR KUPING HITAM (Auricularia auricula)Khasiat/efek : Mencegah stroke dan pendarahan otak, baik untuk jantung dan pembuluh darah.

6. RUMPUT LAUT (Laminaria japonica)
Khasiat : mencegah penyempitan pembuluh darah, menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi.

7. TERUNG UNGU (Solanum melongena L.)
Khasiat : mencegah aterosklerosis (penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah), mencegah meningkatnya kolesterol darah, menurunkan ketegangan saraf.

8. JANTUNG PISANG
Khasiat : Mencegah stroke dan pendarahan otak, baik untuk jantung dan pembuluh darah.

9. BUNGA MAWAR (Rosa chinensis)
Khasiat/efek : melancarkan sirkulasi darah, menetralkan racun. Dosis pemakaian: 3-10 g bunga kering.

10. SIANTAN (Ixora stricta Roxb.)
Khasiat: mengecilkan bekuan darah, menurunkan tekanan darah. Dosis pemakaian : 10-15 g bunga.

Referensi: Yayasan Jantung Indonesia, http://id.inaheart.or.id/?p=49




Thursday, 4 March 2010

4 Skills To Improve Your Career

Kompetisi dalam dunia kerja terus terjadi oleh karena itu kita harus mampu bersaing dengan yang lain agar dapat terus meningkat dalam karir. Cara terbaik untuk berkompetisi dalam dunia kerja adalah dengan cara meningkatkan kompetensi yang dapat membuat kita terus lebih unggul dari yang lainnya. Tentunya kita tidak cukup cuma ahli di bidang kita melainkan kita juga perlu menguasai keahlian-keahlian lainnya yang dapat mendukung keahlian utama yang sudah dimiliki.

Berikut ini ada 4 macam keahlian yang perlu dikuasai untuk mendatangkan peningkatan pada karir kita:

1. Selling Skill

Kemampuan menjual bukan hanya perlu dikuasai oleh para sales tapi juga oleh setiap orang yang ingin meningkat dalam karir. Karena dalam bidang pekerjaan apapun seseorang harus mampu menjual apakah itu suatu produk atau jasa, maupun "menjual diri" sendiri yang mungkin bisa diartikan seperti seorang karyawan menjual kinerjanya pada suatu perusahaan, seorang guru menjual pengetahuan, seorang designer menjual keahliannya. Intinya setiap kita bertanggung jawab penuh untuk menciptakan nilai tambah pribadi yang membuat nilai jual kita semakin tinggi sehingga karir dapat terus melejit.


2. Interpersonal Skill

Keahlian membangun hubungan dan berinteraksi dengan orang lain sangat dibutuhkan untuk meningkat dalam karir. Karena dalam dunia kerja hampir tiga perempat waktu yang kita habiskan berhubungan dengan orang banyak seperti customer, supplier, atasan, rekan kerja, bawahan. Makanya tidak heran sejumlah studi ilmiah menyimpulkan 85% kunci sukses ditentukan bukan dari keahlian atau keterampilan teknis saja melainkan kemahiran dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Kemampuan membina hubungan akan sangat menolong kita dalam hal kerjasama tim, membangun networking, memenangkan hati pelanggan, dan disukai banyak orang.

3. Communication Skill

Kemampuan berkomunikasi adalah suatu alat yang penting untuk meraih kemajuan dalam karir. Fakta menunjukkan bahwa kemampuan anda mencapai tujuan sangat dipengaruhi pada kemampuan anda dalam berkomunikasi dan mempengaruhi orang lain. Keahlian ini dapat terus dilatih dan dikembangkan agar kita dapat menjadi komunikator yang handal sehingga kita dapat dengan efektif menyampaikan ide-ide, mempresentasikan suatu proyek, mengkomunikasikan manfaat suatu produk atau jasa yang akan menentukan suatu penjualan.

4. Learning Skill

Kita hidup di era informasi yang mana suatu informasi dapat diakses secara mudah dengan berbagai sarana. Beberapa informasi tertentu dapat menjadi sangat berharga yang mendatangkan berbagai keuntungan. Hal inilah yang harusnya mendorong kita untuk terus menyerap sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan sesuai bidang kita melalui seminar, koran, internet, membaca buku bahkan belajar dari para praktisi dan ahlinya. Proses ini menuntut pembelajaran yang efektif agar kita tidak ketinggalan dengan yang lain, selain itu juga kita harus mampu menyeleksi dan mengolah informasi yang kita serap agar selalu relevan dengan diri kita. Peningkatan pengetahuan selalu diikuti dengan peningkatan kompetensi lalu diikuti dengan peningkatan karir.

Apabila anda serius ingin meningkatkan karir, maka mulai investasikan waktu anda untuk mempelajari keahlian-keahlian tersebut dan anda akan lihat hasilnya yang mendatangkan banyak manfaat.

Sumber: www.haryantokandani.com/4-skills-to-improve-your-career.php

Monday, 1 March 2010

Mengapa Aku Resign dari BCA?

Sore sobat semuanya... kali ini saya ingin berbagi sebuah inspirasi buat sobat semuanya. Mudah-mudahan bisa berguna dalam menentukan sebuah pilihan didalam hidup sobat sekalian. "Karena Hidup adalah Pilihan" selain itu juga kita juga harus bisa terus bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tulisan ini merupakan pengalaman hidup dari Made Teddy Artiana, S. Kom.

Ok.... Langsung saja ke TKP....

"Kok resign sih dari BCA?"

Entah sudah berapa kali, pertanyaan simple (yang jawabannya sama sekali tidak simple) ditanyakan kepadaku. Seandainya saja aku mau berusaha keras untuk mengingat kemudian menghitung jumlahnya, aku akan kesulitan melakukannya. Karena memang tak terhitung jumlahnya, alias sudah teramat sering.

Bahkan beberapa orang sempat berkali-kali memintaku untuk menuliskan hal itu. Supaya menjadi pelajaran bagi orang lain, begitu alasan mereka. Bagi siapa? Entahlah. Segolongan teman yang mewakili wiraswasta atau lebih beken disebut enterpreneur, menunggu jawaban yang mereka harapkan dapat menjadi sekedar pembenaran bagi alasan-alasan mereka menjadi enterpreneur. Alasannya beragam, dari gaji karyawan yang dianggap kurang, dendam pada atasan, tidak punya pilihan, dan berbagai alasan lainnya.

Sedangkan golongan yang kedua adalah kaum profesional (baca : karyawan) tentunya, seringkali merasa jengah, bahkan sebelum mereka mendengar sepatah kata apapun sebagai jawaban atas pertanyaan diatas.


Bagiku pribadi keduanya sama-sama klise dan sama-sama menggelikan.

Aku bekerja di PT. Bank Central Asia, Tbk dengan awal yang unik. Sebagai seorang yang masih tergolong freshgraduate aku dipanggil oleh BCA untuk sebuah wawancara. Sebagai sebuah catatan, ketika itu krisis moneter tengah hebat-hebatnya terjadi di Indonesia. Puluhan ribu karyawan di PHK, sementara puluhan ribu sarjana dan calon sarjana, ketar-ketir harap-harap mules, di kampus mereka masing-masing. Mau keluar dari sana, tidak ada pekerjaan. Mau bertahan dikampus, malu karena ketuaan.

“Saya ingin ditempatkan di team internet banking BCA”, jawabku ketika dua orang petinggi di Divisi Teknologi Informasi bertanya tentang minat yang mendorongku bergabung dengan mereka. “Tetapi team yang Anda maksud belum ada”, jawab salah satu dari mereka, sambil menatapku tajam. “Dalam beberapa bulan lagi team itu akan Bapak bentuk”, jawabku tidak mau kalah.

Mereka saling berpandangan satu sama lain.

“Salah seorang direktur BCA mengatakannya di koran”, sahutku seolah mengerti jalan pikiran mereka. “Ia mengatakan dalam beberapa bulan BCA akan mengkonsetrasikan diri mereka kepada pengaplikasian teknologi internet. Dan itu pastilah berarti bahwa BCA akan membentuk team itu segera. Dan saya ingin berada disana!”.

Salah seorang kembali bertanya, “Seandainya saja Anda ditempatkan di team lain, dengan bidang yang lain, yang bukan merupakan team yang Anda mau. Apakah Anda bersedia ?”.

“Maaf Pak, yang saya inginkan hanya di team internet banking, dan bukan yang lain. Jika saya diletakkan dibagian lain, saya lebih memilih untuk tidak diterima di bank ini, karena bagi saya itu adalah sebuah langkah mundur”, jawabku membulatkan tekad memberanikan diri.

Dengan tidak aku duga sama sekali, kedua orang pewawancara itupun tertawa terbahak-bahak, sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka.

“Orang gila..orang gila….ya..ya..ya..”, kata mereka kepadaku.

Interview hari itu ditutup begitu saja. Dengan sebutan gila untukku dan terakhir sebuah jabat tangan erat.

Beberapa hari kemudian aku dipanggil kembali, kali ini oleh dua orang yang berbeda. Yang seorang berwajah tampan menggunakan kaca mata dan berkulit putih bersih. Dia jauh lebih mirip seorang model atau pemain film, dibandingkan seorang pakar Information Technology (IT). Sedangkan yang seorang lagi, berambut tipis dan memiliki perut yang gemuk. Kalau yang satu ini memiliki aura IT yang begitu kental. Sorot matanya menandakan ia orang yang sangat cerdas.

“Ha..ha..ha..rupanya ini orangnya…ha..ha…ha..”, sambut mereka serempak ketika baru saja melihat sosokku memasuki pintu ruangan itu.

Kami segera berjabat tangan (lagi), dan setelah itu entah mengapa kedua orang itu menghabiskan kurang lebih 2 menit selanjutnya dengan mengamatiku, berpandangan satu sama lain, kemudian tersenyum, lalu menggeleng-gelengkan kepala dan tertawa.

Singkat cerita, beberapa bulan kemudian BCA membangun aplikasi Internet Banking mereka yang kemudian diberinama klikBCA, dan aku ada disana, sebagai team inti yang bertanggungjawab akan tugas tersebut. Sesuatu yang sangat membanggakan dan tidak akan terlupakan seumur hidupku. Aku mendapatkan apa yang sungguh-sungguh ingin ku kudapatkan. Teknologi internet banking, database, networking, web programming dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, sejak saat itu aku mendapat sebuah pelajaran yang sangat berarti, bahwa hidup ini akan memberikan sesuatu apapun itu (yang baik) kepada siapapun yang sungguh-sungguh meminta dan mengingininya.

Perjalanan yang sangat mengasyikkan kulakoni di bank itu, hingga tidak terasa hampir tujuh tahun berlalu! Banyak hal berharga yang telah kuterima dari BCA kala itu, diantaranya: memperkokoh gelar Sarjana Komputer dari kampus, dengan serangkaian praktek nyata dilapangan, belajar sistem dunia perbankan, investasi didunia saham, termasuk pelajaran-pelajaran “tambahan” lain.

Sepanjang waktu itu juga aku bertemu dengan beberapa tipe karyawan yang “katanya” nyaris ada disetiap perusahaan. (Bahkan diperusahaan yang kubentuk)

Tipe pertama, mereka yang antusias akan pekerjaan mereka dan bahagia sekaligus bersyukur dengan salary yang mereka dapatkan. Mereka adalah golongan orang-orang yang walau masih hidup didunia, tetapi merasa di surga.

Golongan kedua adalah mereka yang pasrah dengan pekerjaan mereka dan ikhlas dengan salary mereka. Ini adalah tipe robot, yang melakukan sesuatu bukan karena hasrat, tetapi sebagai sebuah kebiasaan. Dingin dan otomatis.

Golongan karyawan ketiga, adalah mereka yang begitu termotivasi pada pekerjaan mereka tetapi tidak ambil pusing pada gaji yang mereka peroleh. Ini adalah golongan pekerja sosial.

Yang terakhir, golongan keempat, adalah mereka-mereka yang benci pada pekerjaannya, tetapi menerima uangnya (karena alasan kebutuhan). Tipe ini akan selalu komplain, tetapi tidak pernah berani keluar dari tempat dimana ia bekerja. Golongan ini kami sebut (bukan oleh saya…tetapi oleh kami)..agak kasar mohon maaf…sekali lagi maaf…sebagai pelacur.

Golongan pelacur inilah yang paling mengherankan. Mereka komplain setiap hari akan pekerjaan mereka, komplain akan gaji mereka, setiap hari menjelek-jelekkan perusahaan tempat mereka bekerja, selalu merasa diperlakukan tidak adil, selalu kurang, selalu ada yang salah, tetapi tidak berani atau tidak berhasil mendapatkan tempat kerja baru. (mungkin karena takut, atau mungkin tidak keterima dimana-mana)

Kempat hal inilah pelajaran “tambahan” yang kumaksud itu.

Oh iya, ada satu hal lagi yang paling berharga yang kuterima dari BCA saat itu, yaitu diperkenalkan pada sebuah hobby bernama photography. Sebuah hobby yang sangat luar biasa. Hobby ini juga yang membuat hari Sabtu dan Minggu adalah hari tanpa istirahat buatku. Senin sampai Jumat di kantor, sedangkan Sabtu, Minggu motret. Hobby ini terus bergerak sedemikian rupa sehingga membuat Selasa hingga Kamis ada di kantor, Jumat bolos setengah hari, untuk motret. Senin bolos fullday (jika Sabtu - Minggu motret diluar kota). Sabtu dan Minggu, hampir pasti untuk motret.

Boss di kantor yang semula bertanya, “Kemana lu kok nggak masuk ?”, akhirnya mengubah pertanyaan itu menjadi “Gimana foto kemaren, bagus nggak ?"

Clientnya pun beragam, dari wedding, perorangan hingga perusahaan. Bahkan kegiatan potret memotret didunia wedding, secara tidak sadar menggiring kami untuk membentuk sebuah wedding planner yaitu Kistijah, yang tetap beroperasi hingga sekarang. Lebih dari itu hobby photography akhirnya menggiringku kesebuah persimpangan yang membuat aku mau tidak mau harus memilih yang satu dan meninggalkan yang lain.

Tidak ada yang salah dengan Bank Central Asia, yang terjadi adalah sesuatu yang berbeda dalam diriku. Aku menemukan sebuah panggilan yang semakin lama semakin kurasakan memang diperuntukkan oleh kehidupan bagiku. Dan panggilan itu bernama “enterpreneur”.

Proses kontemplasi ini berlangsung selama sebulan penuh pada saat aku terbaring karena sakit dirumah. Ketika itu aku baru saja selesai mengerjakan sebuah proyek foto dari dua buah perusahaan obat-obatan terbesar di Indonesia, yaitu Kalbe Farma dan Dankos Laboratories. Mungkin juga karena kurang beristirahat setiap minggunya, membuatku kelelahan dan akhirnya jatuh sakit.

Merasa terpanggil, dan tidak ingin mendua hati, disamping perasaan bersalah kepada BCA karena tidak bekerja seoptimal dulu, membuat aku akhirnya memutuskan untuk menjawab panggilan itu dan meninggalkan Divisi Teknologi Informasi PT. Bank Central Asia, Tbk.

Jadi alasan kepergianku dari BCA dan memulai perjalanan dalam dunia enterpreneur tidak sama dengan alasan klise yang sering “digembar-gemborkan” oleh sebagian dari mereka yang kemudian beralih dari karyawan menjadi siluman enterpreneur. Orang-orang yang merasa mentok di karir pekerjaan, atau ingin buru-buru kaya, ataupun dendam akan pekerjaan dan perusahaan mereka.

(Aku resign dari BCA, sambil mengantongi sebuah janji promosi di satu tahun kedepan)

Entah mengapa begitu banyak orang, baik dari golongan profesional/karyawan maupun enterpreneur, mempunyai anggapan bahwa enterpreneur itu berada di srata lebih tinggi dari kaum karyawan. Sebuah anggapan yang bagiku pribadi, tidak selalu benar dan sangat tidak mendasar. Padahal kaum enterpreneur seringkali sangat menggantungkan kesuksesan dan kelangsungan hidup bisnis mereka pada para profesional yang ada. Apakah pengusaha sekaliber Bob Sadino tidak membutuhkan sederet kaum profesional yang membantunya mencetak miliaran rupiah? Rasanya tidak mungkin.

Anggapan ini juga sama kelirunya -bagiku pribadi- dengan sebuah anggapan bahwa kalau ingin cepat kaya jadilah enterpreneur, sedangkan kalau mau miskin seumur hidup jadilah karyawan. Ini sesuatu yang aneh, mengingat setiap orang memiliki gunung rejekinya sendiri-sendiri. Dan TUHAN, Yang Maha Kaya sama sekali tidak dapat diukur dengan “besar-kecilnya” gaji yang diperoleh oleh karyawan diperusahaan tempatnya bekerja, karena rejeki yang IA siapkan tidak terbatas bagi masing-masing orang.

Sekali lagi, bagiku pribadi, semua ini adalah masalah panggilan dan pilihan.

Sehingga tidak ada alasan untuk tidak berbangga menjadi seorang karyawan/kaum profesional apalagi seorang karyawan yang sungguh-sungguh profesional. Dan sama sekali tidak ada alasan bagi kaum enterpreneur untuk membusungkan dada dan memandang rendah mereka yang berada diquadrant lain.

Seperti nasehat bijak yang pernah kudapatkan dari seseorang yang luar biasa, “Yang jelas dimanapun kita berada dan apapun status kita, selalu berikan yang terbaik. Jika kita kebetulan sebagai karyawan, berikan yang terbaik dan berdoalah selalu bagi perusahaan tempat kita bekerja. Jika kita adalah enterpreneur, berikan yang terbaik untuk karyawan kita dan untuk client-client kita, maka rekaman-rekaman tak kasat mata dalam hidup ini akan mencatat secara sangat detail semua sumbangsih kita, kemudian menunggu waktu tepat untuk membalaskan kepada kita semuanya itu. Bukan berdasarkan golongan enterpreneur atau karyawan, tetapi seberapa tulus kita memberikan yang terbaik bagi kehidupan. Karena TUHAN pemilik kehidupan ini tidak pernah membiarkan diri-NYA berhutang kepada siapapun !