Monday 1 March 2010

Mengapa Aku Resign dari BCA?

Sore sobat semuanya... kali ini saya ingin berbagi sebuah inspirasi buat sobat semuanya. Mudah-mudahan bisa berguna dalam menentukan sebuah pilihan didalam hidup sobat sekalian. "Karena Hidup adalah Pilihan" selain itu juga kita juga harus bisa terus bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tulisan ini merupakan pengalaman hidup dari Made Teddy Artiana, S. Kom.

Ok.... Langsung saja ke TKP....

"Kok resign sih dari BCA?"

Entah sudah berapa kali, pertanyaan simple (yang jawabannya sama sekali tidak simple) ditanyakan kepadaku. Seandainya saja aku mau berusaha keras untuk mengingat kemudian menghitung jumlahnya, aku akan kesulitan melakukannya. Karena memang tak terhitung jumlahnya, alias sudah teramat sering.

Bahkan beberapa orang sempat berkali-kali memintaku untuk menuliskan hal itu. Supaya menjadi pelajaran bagi orang lain, begitu alasan mereka. Bagi siapa? Entahlah. Segolongan teman yang mewakili wiraswasta atau lebih beken disebut enterpreneur, menunggu jawaban yang mereka harapkan dapat menjadi sekedar pembenaran bagi alasan-alasan mereka menjadi enterpreneur. Alasannya beragam, dari gaji karyawan yang dianggap kurang, dendam pada atasan, tidak punya pilihan, dan berbagai alasan lainnya.

Sedangkan golongan yang kedua adalah kaum profesional (baca : karyawan) tentunya, seringkali merasa jengah, bahkan sebelum mereka mendengar sepatah kata apapun sebagai jawaban atas pertanyaan diatas.


Bagiku pribadi keduanya sama-sama klise dan sama-sama menggelikan.

Aku bekerja di PT. Bank Central Asia, Tbk dengan awal yang unik. Sebagai seorang yang masih tergolong freshgraduate aku dipanggil oleh BCA untuk sebuah wawancara. Sebagai sebuah catatan, ketika itu krisis moneter tengah hebat-hebatnya terjadi di Indonesia. Puluhan ribu karyawan di PHK, sementara puluhan ribu sarjana dan calon sarjana, ketar-ketir harap-harap mules, di kampus mereka masing-masing. Mau keluar dari sana, tidak ada pekerjaan. Mau bertahan dikampus, malu karena ketuaan.

“Saya ingin ditempatkan di team internet banking BCA”, jawabku ketika dua orang petinggi di Divisi Teknologi Informasi bertanya tentang minat yang mendorongku bergabung dengan mereka. “Tetapi team yang Anda maksud belum ada”, jawab salah satu dari mereka, sambil menatapku tajam. “Dalam beberapa bulan lagi team itu akan Bapak bentuk”, jawabku tidak mau kalah.

Mereka saling berpandangan satu sama lain.

“Salah seorang direktur BCA mengatakannya di koran”, sahutku seolah mengerti jalan pikiran mereka. “Ia mengatakan dalam beberapa bulan BCA akan mengkonsetrasikan diri mereka kepada pengaplikasian teknologi internet. Dan itu pastilah berarti bahwa BCA akan membentuk team itu segera. Dan saya ingin berada disana!”.

Salah seorang kembali bertanya, “Seandainya saja Anda ditempatkan di team lain, dengan bidang yang lain, yang bukan merupakan team yang Anda mau. Apakah Anda bersedia ?”.

“Maaf Pak, yang saya inginkan hanya di team internet banking, dan bukan yang lain. Jika saya diletakkan dibagian lain, saya lebih memilih untuk tidak diterima di bank ini, karena bagi saya itu adalah sebuah langkah mundur”, jawabku membulatkan tekad memberanikan diri.

Dengan tidak aku duga sama sekali, kedua orang pewawancara itupun tertawa terbahak-bahak, sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka.

“Orang gila..orang gila….ya..ya..ya..”, kata mereka kepadaku.

Interview hari itu ditutup begitu saja. Dengan sebutan gila untukku dan terakhir sebuah jabat tangan erat.

Beberapa hari kemudian aku dipanggil kembali, kali ini oleh dua orang yang berbeda. Yang seorang berwajah tampan menggunakan kaca mata dan berkulit putih bersih. Dia jauh lebih mirip seorang model atau pemain film, dibandingkan seorang pakar Information Technology (IT). Sedangkan yang seorang lagi, berambut tipis dan memiliki perut yang gemuk. Kalau yang satu ini memiliki aura IT yang begitu kental. Sorot matanya menandakan ia orang yang sangat cerdas.

“Ha..ha..ha..rupanya ini orangnya…ha..ha…ha..”, sambut mereka serempak ketika baru saja melihat sosokku memasuki pintu ruangan itu.

Kami segera berjabat tangan (lagi), dan setelah itu entah mengapa kedua orang itu menghabiskan kurang lebih 2 menit selanjutnya dengan mengamatiku, berpandangan satu sama lain, kemudian tersenyum, lalu menggeleng-gelengkan kepala dan tertawa.

Singkat cerita, beberapa bulan kemudian BCA membangun aplikasi Internet Banking mereka yang kemudian diberinama klikBCA, dan aku ada disana, sebagai team inti yang bertanggungjawab akan tugas tersebut. Sesuatu yang sangat membanggakan dan tidak akan terlupakan seumur hidupku. Aku mendapatkan apa yang sungguh-sungguh ingin ku kudapatkan. Teknologi internet banking, database, networking, web programming dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, sejak saat itu aku mendapat sebuah pelajaran yang sangat berarti, bahwa hidup ini akan memberikan sesuatu apapun itu (yang baik) kepada siapapun yang sungguh-sungguh meminta dan mengingininya.

Perjalanan yang sangat mengasyikkan kulakoni di bank itu, hingga tidak terasa hampir tujuh tahun berlalu! Banyak hal berharga yang telah kuterima dari BCA kala itu, diantaranya: memperkokoh gelar Sarjana Komputer dari kampus, dengan serangkaian praktek nyata dilapangan, belajar sistem dunia perbankan, investasi didunia saham, termasuk pelajaran-pelajaran “tambahan” lain.

Sepanjang waktu itu juga aku bertemu dengan beberapa tipe karyawan yang “katanya” nyaris ada disetiap perusahaan. (Bahkan diperusahaan yang kubentuk)

Tipe pertama, mereka yang antusias akan pekerjaan mereka dan bahagia sekaligus bersyukur dengan salary yang mereka dapatkan. Mereka adalah golongan orang-orang yang walau masih hidup didunia, tetapi merasa di surga.

Golongan kedua adalah mereka yang pasrah dengan pekerjaan mereka dan ikhlas dengan salary mereka. Ini adalah tipe robot, yang melakukan sesuatu bukan karena hasrat, tetapi sebagai sebuah kebiasaan. Dingin dan otomatis.

Golongan karyawan ketiga, adalah mereka yang begitu termotivasi pada pekerjaan mereka tetapi tidak ambil pusing pada gaji yang mereka peroleh. Ini adalah golongan pekerja sosial.

Yang terakhir, golongan keempat, adalah mereka-mereka yang benci pada pekerjaannya, tetapi menerima uangnya (karena alasan kebutuhan). Tipe ini akan selalu komplain, tetapi tidak pernah berani keluar dari tempat dimana ia bekerja. Golongan ini kami sebut (bukan oleh saya…tetapi oleh kami)..agak kasar mohon maaf…sekali lagi maaf…sebagai pelacur.

Golongan pelacur inilah yang paling mengherankan. Mereka komplain setiap hari akan pekerjaan mereka, komplain akan gaji mereka, setiap hari menjelek-jelekkan perusahaan tempat mereka bekerja, selalu merasa diperlakukan tidak adil, selalu kurang, selalu ada yang salah, tetapi tidak berani atau tidak berhasil mendapatkan tempat kerja baru. (mungkin karena takut, atau mungkin tidak keterima dimana-mana)

Kempat hal inilah pelajaran “tambahan” yang kumaksud itu.

Oh iya, ada satu hal lagi yang paling berharga yang kuterima dari BCA saat itu, yaitu diperkenalkan pada sebuah hobby bernama photography. Sebuah hobby yang sangat luar biasa. Hobby ini juga yang membuat hari Sabtu dan Minggu adalah hari tanpa istirahat buatku. Senin sampai Jumat di kantor, sedangkan Sabtu, Minggu motret. Hobby ini terus bergerak sedemikian rupa sehingga membuat Selasa hingga Kamis ada di kantor, Jumat bolos setengah hari, untuk motret. Senin bolos fullday (jika Sabtu - Minggu motret diluar kota). Sabtu dan Minggu, hampir pasti untuk motret.

Boss di kantor yang semula bertanya, “Kemana lu kok nggak masuk ?”, akhirnya mengubah pertanyaan itu menjadi “Gimana foto kemaren, bagus nggak ?"

Clientnya pun beragam, dari wedding, perorangan hingga perusahaan. Bahkan kegiatan potret memotret didunia wedding, secara tidak sadar menggiring kami untuk membentuk sebuah wedding planner yaitu Kistijah, yang tetap beroperasi hingga sekarang. Lebih dari itu hobby photography akhirnya menggiringku kesebuah persimpangan yang membuat aku mau tidak mau harus memilih yang satu dan meninggalkan yang lain.

Tidak ada yang salah dengan Bank Central Asia, yang terjadi adalah sesuatu yang berbeda dalam diriku. Aku menemukan sebuah panggilan yang semakin lama semakin kurasakan memang diperuntukkan oleh kehidupan bagiku. Dan panggilan itu bernama “enterpreneur”.

Proses kontemplasi ini berlangsung selama sebulan penuh pada saat aku terbaring karena sakit dirumah. Ketika itu aku baru saja selesai mengerjakan sebuah proyek foto dari dua buah perusahaan obat-obatan terbesar di Indonesia, yaitu Kalbe Farma dan Dankos Laboratories. Mungkin juga karena kurang beristirahat setiap minggunya, membuatku kelelahan dan akhirnya jatuh sakit.

Merasa terpanggil, dan tidak ingin mendua hati, disamping perasaan bersalah kepada BCA karena tidak bekerja seoptimal dulu, membuat aku akhirnya memutuskan untuk menjawab panggilan itu dan meninggalkan Divisi Teknologi Informasi PT. Bank Central Asia, Tbk.

Jadi alasan kepergianku dari BCA dan memulai perjalanan dalam dunia enterpreneur tidak sama dengan alasan klise yang sering “digembar-gemborkan” oleh sebagian dari mereka yang kemudian beralih dari karyawan menjadi siluman enterpreneur. Orang-orang yang merasa mentok di karir pekerjaan, atau ingin buru-buru kaya, ataupun dendam akan pekerjaan dan perusahaan mereka.

(Aku resign dari BCA, sambil mengantongi sebuah janji promosi di satu tahun kedepan)

Entah mengapa begitu banyak orang, baik dari golongan profesional/karyawan maupun enterpreneur, mempunyai anggapan bahwa enterpreneur itu berada di srata lebih tinggi dari kaum karyawan. Sebuah anggapan yang bagiku pribadi, tidak selalu benar dan sangat tidak mendasar. Padahal kaum enterpreneur seringkali sangat menggantungkan kesuksesan dan kelangsungan hidup bisnis mereka pada para profesional yang ada. Apakah pengusaha sekaliber Bob Sadino tidak membutuhkan sederet kaum profesional yang membantunya mencetak miliaran rupiah? Rasanya tidak mungkin.

Anggapan ini juga sama kelirunya -bagiku pribadi- dengan sebuah anggapan bahwa kalau ingin cepat kaya jadilah enterpreneur, sedangkan kalau mau miskin seumur hidup jadilah karyawan. Ini sesuatu yang aneh, mengingat setiap orang memiliki gunung rejekinya sendiri-sendiri. Dan TUHAN, Yang Maha Kaya sama sekali tidak dapat diukur dengan “besar-kecilnya” gaji yang diperoleh oleh karyawan diperusahaan tempatnya bekerja, karena rejeki yang IA siapkan tidak terbatas bagi masing-masing orang.

Sekali lagi, bagiku pribadi, semua ini adalah masalah panggilan dan pilihan.

Sehingga tidak ada alasan untuk tidak berbangga menjadi seorang karyawan/kaum profesional apalagi seorang karyawan yang sungguh-sungguh profesional. Dan sama sekali tidak ada alasan bagi kaum enterpreneur untuk membusungkan dada dan memandang rendah mereka yang berada diquadrant lain.

Seperti nasehat bijak yang pernah kudapatkan dari seseorang yang luar biasa, “Yang jelas dimanapun kita berada dan apapun status kita, selalu berikan yang terbaik. Jika kita kebetulan sebagai karyawan, berikan yang terbaik dan berdoalah selalu bagi perusahaan tempat kita bekerja. Jika kita adalah enterpreneur, berikan yang terbaik untuk karyawan kita dan untuk client-client kita, maka rekaman-rekaman tak kasat mata dalam hidup ini akan mencatat secara sangat detail semua sumbangsih kita, kemudian menunggu waktu tepat untuk membalaskan kepada kita semuanya itu. Bukan berdasarkan golongan enterpreneur atau karyawan, tetapi seberapa tulus kita memberikan yang terbaik bagi kehidupan. Karena TUHAN pemilik kehidupan ini tidak pernah membiarkan diri-NYA berhutang kepada siapapun !


90 comments:

  1. di mana pun bidang karir yg anda pilih, smoga sukses terus menyertai anda...

    ReplyDelete
  2. wah-wah memang sangat inspirasional tulisan ini....
    namun intinya bener banget kita harus full engage dengan profesi kita apapun itu......
    hhe.......

    ReplyDelete
  3. terima kasih menginspirasi saya

    untuk lebih baik

    ReplyDelete
  4. sangat menginspirasi
    terima kasih
    jangan lupa mampir kesini

    ReplyDelete
  5. Naruto anime complete album can be encountered here, free download without registration, free download without paying, free download without loading enter in your music player and listen wherever you are and feel the spirit flows in you

    ReplyDelete
  6. Naruto anime complete album can be encountered here, free download without registration, free download without paying, free download without loading enter in your music player and listen wherever you are and feel the spirit flows in you

    ReplyDelete
  7. Naruto anime complete album can be encountered here, free download without registration, free download without paying, free download without loading enter in your music player and listen wherever you are and feel the spirit flows in you

    ReplyDelete
  8. Naruto anime complete album can be encountered here, free download without registration, free download without paying, free download without loading enter in your music player and listen wherever you are and feel the spirit flows in you

    ReplyDelete
  9. Naruto anime complete album can be encountered here, free download without registration, free download without paying, free download without loading enter in your music player and listen wherever you are and feel the spirit flows in you

    ReplyDelete
  10. Kalo Elo Maafin Semua Kesalahan Gue di Hari Penuh Berkah Ini,
    Gue Sumpahin Lu Bakal Mendapatkan Ampunan Dari Allah SWT.
    Makanya, buruan sebelon gue kagak nyumpahin elo, Maapin kesalahan gue.
    BTW, jangan lo bilang-bilang kesalahan gue ke orang lain ya?! AWAS!

    ReplyDelete
  11. infonya sangat bermanfaat dan membantu blogger pemula seperti saya. Makasih banget gan buat infonya,nih ane mau sedikit berbagi cetta tentang Blogger Templates Colorizetemplates.com, ditunggu kunjunganya.

    ReplyDelete
  12. Aku bekerja di PT. Bank Central Asia, Tbk dengan awal yang unik...

    ReplyDelete
  13. yang penting kita punya skill dan intelegensi...

    ReplyDelete
  14. setiap orang memang pny jalan hidup masing2, life is choice

    ReplyDelete
  15. wow jarang lho org mau resign dr pekerjaanya yg mapan, cari kerjaan kan susah

    ReplyDelete
  16. speechless.. .. only dapat berkata.. greaaaTT

    ReplyDelete
  17. sangat inspirasional artikel ini....
    pada intinya memang benar kita harus full engage dengan profesi kita :D

    ReplyDelete
  18. yah..benar sobat yang terpenting adalah sejauh mana kontribusi anda dalam bidang yang anda tekuni saat ini, dan jadikan itu jalan hidup anda, sekarang dan di masa depan

    ReplyDelete
  19. Luar biasa ceritanya sobat. Saya pernah juga berada di persimpangan, tapi saya tetap memilih jalan yang lurus....
    mungkin belum ada alasan tepat bagi saya untuk berbelok...

    ReplyDelete
  20. Artikel yang sangat mencerahkan. Saya sangat tertarik dengan artikel ini

    ReplyDelete
  21. cerita yang menarik dan saya setuju dengan pendapat di atas. Menjadi seorang pengusaha tidaklah selalu enak. Menjadi seorang pengusaha susah pada saat membangunnya dan membutuhkan sikap yang benar tetapi jika sudah berhasil tidak ada usia pensiun.

    ReplyDelete
  22. pengalaman berharga yang menginspirasi semua orang

    ReplyDelete
  23. salut dengan idealisme dan keberanian anda bang

    ReplyDelete
  24. Thx infonya gan,,segera dicoba dch..

    ReplyDelete
  25. Semoga makin sukses setelah resign dari bca

    ReplyDelete
  26. Langkah Berani yang patut diapresiasi mudah - mudahan saya juga dapat mengambil langkah yang sama.

    ReplyDelete
  27. Sebuah tulisan pengalaman hidup yang sangat menginspirasi. Great sob. I like it.

    ReplyDelete
  28. ya yang penting ada pemasukan. mau coba cari duit gampang coba saja di :
    http://www.AWSurveys.com/HomeMain.cfm?RefID=seno

    ReplyDelete
  29. salut anda brani keluar dr zona nyaman yg diidam2kan banyak orang

    ReplyDelete
  30. intinya apapun pilihan anda lakukanlah yang terbaik... sangat menginspirasi

    ReplyDelete
  31. sebuah pilihan yang beresiko, tapi jika di barengi dengan persiapan yang matang akan lain ceritanya

    ReplyDelete
  32. pergilah ke mana hati kita inginkan.. Bila hati kita ikhlas dan tidak merasa terpaksa. Toh, jiwa raga kita akan sepenuh hati melakukannya dan akhirnya hasil terbaik akan terwujud..

    ReplyDelete
  33. For the latest coverage of contemporary architecture and design news, see ArchitectureWeek, our professional architecture magazine. For the broadest information on architecture everywhere, cataloging more than 100,000 special structures and tens of thousands of architects and firms, visit and contribute to Archiplanet, the all-buildings wiki collaboration.

    ReplyDelete
  34. sebuah pilihan yang beresiko, tapi jika di barengi dengan persiapan yang matang akan lain ceritanya

    ReplyDelete
  35. salut anda brani keluar dr zona nyaman yg diidam2kan banyak orang

    ReplyDelete
  36. intinya apapun pilihan anda lakukanlah yang terbaik... sangat menginspirasi

    ReplyDelete
  37. saya juga resign dri BCA.. tapi belum dpet tempat yg pas untuk tempt menetap :D

    ReplyDelete
  38. Just want to say your blog is kinda awesome. I always like to hear something new about this because I have the similar blog in my Country on this subject so this help′s me a lot. I did a search on the issue and found a good number of blogs but nothing like this.Thanks for sharing so much in your blog..

    ReplyDelete
  39. ikutan donk resign jg, gak betah lagi!!

    ReplyDelete
  40. Superb article ,I really appreciated with it, This is fine to read and valuable pro potential, I really bookmark it, pro broaden read. Appreciation pro sharing. I like it
    Medical Forum

    ReplyDelete
  41. We have learned a great deal as we listened to the concerns and desires of our clients as they begin to learn about the marketing industry.

    ReplyDelete
  42. Just want to say your blog is kinda awesome. I always like to hear something new about this because I have the similar blog in my Country on this subject so this help′s me a lot. I did a search on the issue and found a good number of blogs but nothing like this.Thanks for sharing so much in your blog..

    ReplyDelete
  43. Superb article ,I really appreciated with it, This is fine to read and valuable pro potential, I really bookmark it, pro broaden read. Appreciation pro sharing. I like it
    software development Romania

    ReplyDelete
  44. I got what you designate, thanks for putting up. Woh I am glad to make this website finished google. Thanks For Share.

    ReplyDelete
  45. Thanks for this read mate. Well, this is my first visit to your blog! But I admire the precious time and effort you put into it, especially into interesting articles you share here!

    ReplyDelete
  46. Hey there! This is my first visit to your blog! We are a group of volunteers and starting a new initiative in a community in the same niche. Your blog provided us valuable information to work on. You have done a wonderful job!

    ReplyDelete
  47. sangat mengispirasi gan , makasih telah berbagi

    ReplyDelete
  48. sukses terus ea, infonya sangat kerennn...

    ReplyDelete
  49. Maksih gan infonya , mampir toko kami gan
    http://www.jatijepara.com/
    http://www.andhikamebel.com/
    http://www.desaslagi.com/
    http://www.sandifurniture.com/
    http://www.jeparafurnitur.com/

    ReplyDelete
  50. Artikel yang sangat bermutu (good). 
    Sukses terus gan. 

    Apartemen Lavanya Garden Residences Apartment Cinere - ABI

    Visit us : 
    www.lavanyagardenresidences.com
    or
    http://lavanyagardenresidences.blogspot.com/
    http://apartmentlavanya.blogspot.com/
    http://apartment-cinere.blogspot.com/
    http://lavanya-gardenresidences.blogspot.com/
    http://lavanyagarden-residenced.blogspot.com/
    http://apartmentresidences-jakartaselatan.blogspot.com/

    ReplyDelete
  51. WOW!! Keren banget ceritanya, sangat menginspirasi, thanks gan :)

    ReplyDelete
  52. Suka banget sama pesan terakhir yang disampaikan dalam tulisan ini, intinya dimana pun kita harus memberikan apa yang maksimal dari kita.

    ReplyDelete
  53. luar biasa sharingnya gan, bisa membuka pola pikir baru :)

    ReplyDelete

Powered By Blogger

Followers